Conte Menyebut Inter Milan Mengadu & Mengatur Opini Wasit

conte-menyebut-inter-milan-mengadu-mengatur-opini-wasit

Conte Menyebut Inter Milan Mengadu & Mengatur Opini Wasit. Pada 27 Oktober 2025, dunia Serie A diguncang pernyataan pedas Antonio Conte, pelatih Napoli, yang menuduh Inter Milan sengaja mengadu dan mengatur opini publik soal wasit. Pernyataan ini meledak pasca-kemenangan Napoli 3-1 atas Inter di Stadio Diego Armando Maradona malam sebelumnya, di mana keputusan VAR soal penalti kontroversial jadi pemicu. Conte, yang dikenal blak-blakan sejak era Chelsea dan Tottenham, tak segan sebut presiden Inter, Beppe Marotta, sebagai dalang utama. “Mereka pintar main di luar lapangan, tapi di dalam, kami yang lebih baik,” katanya di konferensi pers. Bagi Napoli yang kini naik ke posisi kedua dengan 20 poin, ini kemenangan moral ganda. Tapi bagi Inter, yang tertahan di peringkat keempat, tuduhan ini seperti garam di luka—terutama setelah rentetan hasil imbang. Di liga yang selalu panas soal arbitrase, peristiwa ini ingatkan betapa rapuhnya kepercayaan antar klub, dan apakah ini bakal picu badai lebih besar menjelang derby. BERITA TERKINI

Latar Belakang Laga: Penalti Kontroversial yang Nyalakan Api: Conte Menyebut Inter Milan Mengadu & Mengatur Opini Wasit

Duel Napoli kontra Inter pada 26 Oktober seharusnya jadi pesta gol, tapi malah berubah jadi arena perdebatan wasit. Napoli unggul 3-1 berkat brace Victor Osimhen dan gol Giacomo Raspadori, sementara Inter balas lewat Lautaro Martinez. Puncak kontroversi terjadi di menit ke-68: penalti untuk Napoli setelah VAR anggap pelanggaran Stanislav Lobotka di kotak penalti. Wasit Daniele Chiffi, setelah review panjang, beri titik putih yang Osimhen ubah jadi gol ketiga. Inter protes keras, klaim kontak minimal dan Chiffi tak lihat langsung—meski monitor VAR jelas. Marotta, presiden Inter, langsung bicara ke media pasca-laga: “Wasit dalam posisi ideal, tapi keputusan ini aneh. Kami butuh konsistensi.”

Ini bukan insiden pertama musim ini. Serie A sudah catatkan 45 keputusan VAR kontroversial, naik 20 persen dari musim lalu, dengan Inter yang paling sering protes—tujuh kali soal penalti. Napoli, di bawah Conte sejak musim panas, justru untung dari VAR di empat laga, termasuk equalizer melawan Juventus. Laga ini tambah tegang karena ketegangan touchline: Martinez hampir bentrok dengan Conte saat protes keputusan kuning untuk Dimarco. Hasilnya, Napoli angkat posisi, tapi Inter kehilangan momentum setelah imbang berturut-turut. Pernyataan Conte bukan sekadar reaksi; ia seperti bom waktu yang ungkap friksi lama antar kedua klub, di mana Napoli anggap Inter terlalu vokal soal wasit untuk tutupi performa skuad.

Tuduhan Conte: Inter “Mengatur Opini” untuk Tekan Wasit: Conte Menyebut Inter Milan Mengadu & Mengatur Opini Wasit

Conte tak main-main saat bicara. Di konferensi pers, ia sebut Marotta punya “selective memory”—ingat kesalahan wasit saat rugi, tapi diam saat untung. “Inter kirim presidennya ke media untuk keluh kesah. Itu tak adil, seperti mengatur opini wasit untuk laga berikutnya,” katanya dengan nada sinis. Ia ingatkan kasus serupa musim lalu, di mana Inter protes keras setelah kekalahan dari Milan, hasilnya wasit yang sama diganti di laga derby. Conte tuduh ini strategi klub besar: gunakan pengaruh untuk tekan asosiasi wasit Italia (AIA), yang katanya terlalu lunak pada klub top.

Bagi Conte, ini soal integritas. “Kami di Napoli main sepak bola, bukan politik,” tambahnya, merujuk bagaimana Marotta—mantan eksekutif Juventus—punya jaringan luas di FIGC. Tuduhan ini langsung viral, dengan klip wawancara Conte tayang jutaan kali di media sosial. Analis Italia sebut ini “mind games” klasik Conte, yang dulu sering tuduh wasit saat di Chelsea. Tapi fakta mendukung: Inter memang paling sering keluh ke media soal VAR, dengan 12 pernyataan resmi musim ini. Conte juga sindir Chivu, pelatih Inter: “Dia mantan pemain hebat, tapi klubnya ini yang bikin dia belajar politik lapangan.” Tuduhan ini tak hanya personal; ia sentil budaya Serie A di mana klub besar sering anggap wasit “musuh”, dan Napoli merasa dirugikan karena status underdog.

Reaksi Inter dan Dampak ke Liga: Dari Kesal hingga Ancaman Sanksi

Inter tak tinggal diam. Marotta balas lewat pernyataan klub: “Klaim Conte tak berdasar dan tidak pantas. Kami bicara fakta, bukan adu domba.” Chivu, di konferensi berikutnya, bilang: “Fokus kami ke lapangan, bukan komentar pelatih lawan.” Tapi internal Inter gelisah—laporan bilang skuad kesal dengan tuduhan ini, terutama setelah kekalahan yang bikin mereka tertinggal tiga poin dari pemuncak. Fans ultras Inter bahkan kirim pesan ancam ke akun Conte di media sosial, picu AIA investigasi cepat.

Dampaknya luas: AIA suspend wasit on-field Chiffi untuk satu laga sebagai respons awal, meski bukan karena tuduhan Conte. Jurnalis Italia seperti Alfredo Pedulla kritik Conte: “Perilaku tak terima, ia bikin liga jadi sirkus.” Serie A, yang sudah perbaiki VAR musim ini dengan review lebih cepat, kini hadapi tekanan tambah transparansi. Conte sendiri kena denda 20 ribu euro dari FIGC atas komentarnya, tapi ia tak mundur: “Saya bicara kebenaran, biar sanksi datang.” Ini ingatkan era 2010-an, di mana tuduhan pengaruh klub ke wasit hampir rusak reputasi liga. Bagi Napoli, ini suntik semangat; bagi Inter, dorongan introspeksi agar tak terjebak drama off-pitch.

Kesimpulan

Pernyataan Antonio Conte yang tuduh Inter Milan mengadu dan mengatur opini wasit adalah ledakan emosi yang pasca-laga Napoli 3-1, tapi juga cerminan masalah kronis Serie A soal arbitrase. Dari penalti kontroversial hingga reaksi pedas Marotta, peristiwa ini tunjukkan betapa sensitifnya topik wasit di Italia, di mana klub besar sering saling tuduh untuk tutupi kekurangan. Conte, dengan gaya blak-blakannya, mungkin menang perang opini, tapi risikonya sanksi dan friksi antar tim. Bagi Inter, ini pelajaran: fokus ke performa, bukan keluh media. Liga ini butuh wasit lebih netral dan klub lebih dewasa agar kompetisi tetap adil. Dengan jeda internasional mendekat, semoga api ini padam—karena di akhir musim, trofi ditentukan di lapangan, bukan di meja konferensi. Napoli maju dengan percaya diri, Inter harus bangkit tanpa drama, dan Serie A harap kembali ke sepak bola murni yang fans rindukan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *