Pep Guardiola Memuji Real Madrid

pep-guardiola-memuji-real-madrid

Pep Guardiola Memuji Real Madrid. Pada konferensi pers pasca-kekalahan 3-1 Manchester City dari Real Madrid di Santiago Bernabéu pada 10 Desember 2025, Pep Guardiola tak segan puji lawannya. Meski timnya kalah di fase liga Liga Champions 2025/26, pelatih asal Katalan itu sebut Los Blancos sebagai tim terbaik yang pernah dihadapi City di kompetisi ini. Gol brace Kylian Mbappé dan satu dari Rodrygo hancurkan pertahanan City, tapi Guardiola akui superioritas Madrid bukan cuma soal individu, melainkan evolusi tim secara keseluruhan. “Untuk kalahkan Madrid di kompetisi ini, tak cukup jadi lebih baik; harus jauh lebih baik,” katanya sehari sebelum laga, tapi pasca-pertandingan, pujiannya lebih dalam: Madrid tumbuh di banyak aspek, dari taktik hingga mental. Ini lanjutan rivalitas panas kedua tim—pertemuan ke-15 di Eropa—di mana City kini tergelincir ke peringkat 11 klasemen, sementara Madrid mantap di posisi tiga. Pujian Guardiola, yang jarang beri apresiasi lawan, jadi sorotan di tengah musim City yang naik-turun, ingatkan bahwa bahkan pelatih jenius pun hormati raksasa seperti Madrid. BERITA BOLA

Pujian Guardiola atas Evolusi Taktik Madrid: Pep Guardiola Memuji Real Madrid

Guardiola soroti bagaimana Real Madrid berevolusi jadi tim lebih lengkap dibanding versi sebelumnya yang dihadapi City. “Mereka tumbuh di banyak cara,” ujarnya, sebut fleksibilitas taktik Carlo Ancelotti sebagai kunci. Di laga malam itu, Madrid tak hanya andalkan serangan balik cepat Vinícius Júnior dan Mbappé, tapi juga kuasai bola dengan penguasaan 54 persen—kontras tren City yang biasa dominan. Guardiola akui lini tengah Madrid, dengan Federico Valverde dan Eduardo Camavinga, lebih adaptif: mereka intersepsi enam bola di babak kedua, hentikan transisi City yang biasa mematikan. Ini beda dari edisi 2023 saat City juara; kini Madrid punya variasi, dari pressing tinggi hingga build-up lambat yang paksa City kehilangan bola 12 kali di sepertiga akhir. Pujian ini datang saat City kesulitan poles skuad baru—sepuluh rekrutan 2025—sementara Madrid, meski absen Jude Bellingham karena suspensi, tunjukkan kedalaman. Guardiola bilang, “Mereka raja Eropa karena alasan itu; kami harus belajar dari mereka.”

Penghargaan atas Performa Individu Mbappé dan Rekan: Pep Guardiola Memuji Real Madrid

Tak luput pujian Guardiola untuk bintang-bintang Madrid yang jadi algojo City. Mbappé, dengan brace-nya—gol pertama dari assist Vinícius di menit 18, kedua dari umpan Camavinga di menit 62—disebut sebagai “fenomena” yang ubah dinamika laga. “Dia beri kami masalah sepanjang malam,” kata Guardiola, akui kecepatan Mbappé lolos marking Manuel Akanji ciptakan xG 1.8 untuk Madrid. Rodrygo, pencetak gol ketiga dari counter di menit 78, juga dapat sorotan: “Finisnya klinis, seperti tim ini secara keseluruhan.” Guardiola bandingkan dengan Haaland yang hanya satu gol balasan, sebut Madrid lebih efisien konversi peluang—13 tembakan jadi tiga gol, kontra City yang 14 tembakan tapi cuma satu. Ini pujian halus atas mental juara Madrid, yang comeback dari defisit meski City unggul xG babak pertama. Guardiola, yang kenal Ancelotti sejak era Barcelona, sebut pelatih lawan “paling tenang di Eropa,” tambah dimensi pribadi pada apresiasinya.

Konteks Rivalitas dan Pelajaran bagi City

Pujian Guardiola datang di tengah rivalitas yang makin panas: ini pertemuan kelima beruntun di Liga Champions, di mana City kalah tiga dari empat terakhir. “Dalam dekade terakhir, ini jadi duel klasik,” katanya, tapi historis, Madrid unggul dengan 15 gelar. Kekalahan ini—pertama City setelah lead sementara sejak 2024—jadi alarm bagi Guardiola, yang sebut timnya “bukan yang terburuk tahun ini, tapi kalah karena detail kecil.” Ia soroti giveaway di half sendiri yang beri Madrid gol, pelajaran dari superioritas lawan. Pujian ini juga konteks musim City: setelah nightmare 2024, skuad baru seperti Jack Grealish dan Phil Foden butuh tes seperti ini. Guardiola tantang timnya “buktikan siapa kami” di Bernabéu, tapi pasca-laga, ia akui Madrid “jauh lebih baik,” dorong City poles closing game. Ini jadi motivasi: City masih 10 poin, tapi dua laga sisa fase liga krusial hindari playoff.

Kesimpulan

Pujian Pep Guardiola atas Real Madrid pasca-kekalahan 3-1 jadi pengakuan tulus atas superioritas Los Blancos di fase liga Liga Champions. Dari evolusi taktik hingga kilau Mbappé, ia soroti kenapa Madrid tetap raja Eropa, sambil beri pelajaran pahit bagi City yang haus bangkit. Di rivalitas abadi ini, kata-kata Guardiola tak hanya hormat, tapi panggilan darurat untuk skuadnya poles detail krusial. Bagi penggemar, ini ingatkan sepak bola elit penuh respek di balik persaingan sengit—Madrid mantap kejar top-eight, City dapat dorongan baru. Malam Bernabéu itu bukan akhir, tapi babak baru di perburuan gelar yang panjang.

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *