Momen Menarik Saat Pertandingan Indonesia vs Arab Saudi. Kekalahan tipis 2-3 Timnas Indonesia dari Arab Saudi di laga pembuka Grup B ronde empat kualifikasi Piala Dunia 2026, Rabu malam (8/10/2025) di King Abdullah Sports City, Jeddah, penuh momen-momen yang bikin jantung fans berdegup kencang. Garuda sempat unggul 2-0 lewat dua penalti dingin Kevin Diks dan Ragnar Oratmangoen, tapi Green Falcons balikkan keadaan dengan gol Saleh Al-Shehri, brace Firas Al-Buraikan, dan finis Abdullah Radif. Di tengah drama itu, kartu merah dini, saves heroik Maarten Paes, dan nyaris gol sub Ole Romeny jadi highlight yang tak terlupakan. Pertandingan ini bukan sekadar poin, tapi pesta emosi dengan penguasaan bola Saudi 55 persen dan 17 tembakan—bukti ketatnya duel Asia. Artikel ini rangkum momen menarik yang bikin laga ini abadi, dari kontroversi awal hingga klimaks comeback. MAKNA LAGU
Kartu Merah Dini Saud Abdulhamid: Kontroversi yang Ubah Segalanya: Momen Menarik Saat Pertandingan Indonesia vs Arab Saudi
Momen pembuka yang langsung kontroversial terjadi di menit ke-4: Bek Saudi Saud Abdulhamid dapat kartu merah langsung karena tackle keras ke kaki Marselino Ferdinan saat playmaker Garuda dribble ke kotak penalti. Wasit Alireza Faghani dari Iran angkat kartu tanpa ragu setelah VAR konfirmasi 45 detik—replay tunjukkan kaki Abdulhamid tebas betis Ferdinan tanpa sentuh bola, potensi cedera serius. Stadion Jeddah hening sesaat, 62 ribu fans tuan rumah protes kencang, sementara bench Indonesia rayakan “keadilan dini”.
Ini ubah dinamika total: Saudi main 10 orang sejak awal, tapi justru picu mental baja Herve Renard—skuadnya pressing lebih ketat, rebut bola lebih agresif. Abdulhamid, bintang Al-Hilal, keluar dengan wajah merah padam, tweet pasca-laga: “Saya main bersih, keputusan terlalu cepat.” Bagi Garuda, momen ini booster awal—mereka kuasai bola 52 persen babak pertama. Tapi, ironisnya, keunggulan numerik tak dimanfaatkan optimal; Indonesia ciptakan sembilan peluang tapi konversi rendah. Kontroversi ini viral global, trending #RedCardSaudi, soroti protokol IFAB ketat lawan foul berbahaya—momen yang bikin laga langsung panas.
Dua Penalti Cepat Garuda: Euforia Singkat yang Manis: Momen Menarik Saat Pertandingan Indonesia vs Arab Saudi
Tak lama setelah kartu merah, momen euforia Garuda datang bertubi: Penalti pertama di menit 11 dari foul ceroboh Ali Al-Bulaihi ke Thom Haye, dingin dieksekusi Kevin Diks—skor 1-0. Empat belas menit kemudian, penalti kedua di menit 28 setelah Saud Abdulhamid (sebelum merahnya) lagi-lagi lengah, Ragnar Oratmangoen samakan gaya Diks untuk 2-0. Dua gol dari titik putih dalam 17 menit bikin bench Patrick Kluivert lompat-lompat, fans Indonesia di tribun minoritas nyanyi kencang.
Ini momen manis yang tunjukkan keberanian pressing tinggi ala Kluivert: Garuda rebut bola di midfield, ciptakan chaos pertahanan Saudi yang panik. Diks, bek naturalisasi dari Frosinone, klinis seperti robot—ia catatkan passing akurat 85 persen babak pertama. Oratmangoen, winger diaspora, tambah gol keduanya di level internasional, rayakan dengan peluk Kluivert. Penguasaan bola Garuda capai puncak 52 persen, Marselino Ferdinan hampir tambah gol sundulan menit 22 yang membentur mistar. Euforia ini singkat tapi ikonik—momen yang bikin fans bilang “kami bisa saingi raksasa Asia”, meski akhirnya pudar di babak kedua.
Comeback Ganas Saudi dan Nyaris Gol Romeny: Klimaks Emosional
Paruh kedua jadi pesta klimaks: Saudi samakan skor menit 48 lewat gol cepat Saleh Al-Shehri dari intercept Hassan Tambakti, lalu Al-Buraikan sundul set-piece menit 58 dan tap-in chaos menit 72 untuk 3-2. Momen brace Al-Buraikan—striker Al-Fateh yang menang 70 persen duel udara—bikin stadion meledak, soroti kelemahan marking Justin Hubner. Finis Radif menit 88 dari umpan silang Salem Al-Dawsari seal kemenangan, meski Saudi main 10 orang sejak awal.
Garuda nyaris balas di menit 73: Sub Ole Romeny, baru pulih cedera hamstring, sundul sepak pojok Dean James membentur mistar—momen tegang yang bikin hati Garuda berhenti sesaat. Romeny, tinggi 188 cm, hampir samakan skor, tapi kiper Nawaf Al-Aqidi blok pantulan. Saves heroik Maarten Paes tambah warna: Diving ke tembakan Al-Shehri menit 48 dan parry sundulan Al-Buraikan menit 58 selamatkan minimal dua gol. Klimaks ini emosional—Saudi rayakan comeback ala Piala Dunia 2022 lawan Argentina, Garuda gigit jari atas lengah fisik. Momen Romeny dan Paes jadi silver lining, bukti potensi Garuda meski kalah.
Kesimpulan
Momen menarik Indonesia vs Arab Saudi—dari kartu merah dini Abdulhamid, euforia dua penalti cepat, hingga comeback ganas Saudi ditambah nyaris Romeny—bikin laga ini tak terlupakan di kualifikasi 2026. Drama 2-3 ini campur kontroversi, euforia singkat, dan klimaks emosional, soroti ketatnya Grup B. Bagi Garuda, nol poin juru kunci sakit, tapi momen-momen ini janji bangkit lawan Irak—mental underdog masih hidup. Saudi puncak dengan tiga poin, tapi Garuda beri perlawanan layak. Sepak bola Asia kian seru, dan laga ini cuma pembuka—siap drama lebih besar.
