Mengenal Siapa Itu Sesosok Indra Sjafri

mengenal-siapa-itu-sesosok-indra-sjafri

Mengenal Siapa Itu Sesosok Indra Sjafri. Di kancah sepak bola Indonesia, nama Indra Sjafri sudah jadi legenda hidup. Pelatih kelahiran 2 Februari 1963 di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, ini adalah sosok yang paling sering mengantarkan timnas usia muda meraih medali emas SEA Games, Piala AFF U-19, hingga lolos ke Piala Dunia U-20. Hingga Desember 2025, ia kembali memimpin Timnas U-22 untuk mempertahankan emas SEA Games 2025 di Thailand. Dengan gaya bicara kalem, senyum khas, dan kemampuan membaca potensi pemain muda, Indra sering disebut “pemburu bakat terbaik Indonesia”. Kariernya yang sudah lebih dari 30 tahun membuktikan: ia bukan sekadar pelatih, tapi juga pendidik karakter yang mengubah anak-anak kampung jadi bintang. REVIEW KOMIK

Awal Karier dan Kesuksesan Bersama Bali United: Mengenal Siapa Itu Sesosok Indra Sjafri

Indra memulai perjalanan pelatih profesional pada 1990-an di Sumatera Barat, lalu melatih klub-klub lokal seperti PSP Padang dan Semen Padang. Titik balik datang saat ia gabung Bali United (dulu Semen Padang) pada 2010-2013, di mana ia bawa tim juara Liga Primer Indonesia 2011-12. Prestasi itu buat namanya melambung, dan pada 2013 ia pertama kali ditunjuk PSSI sebagai pelatih Timnas U-19. Di sana ia mulai terapkan filosofi “sepak bola menyerang, cepat, dan berani”—gaya yang sampai sekarang jadi ciri khas tim-timnya. Dua tahun kemudian, ia pimpin tim yang sama juara Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo, dengan Evan Dimas, Hansamu Yama, dan Ilham Udin Armaiyn sebagai tulang punggung.

Kejayaan Emas demi Emas Bersama Timnas: Mengenal Siapa Itu Sesosok Indra Sjafri

Indra Sjafri punya rekor emas yang sulit ditandingi:

  • Juara Piala AFF U-19 2013
  • Juara Piala AFF U-22 2019 (tim pertama yang angkat trofi level U-22)
  • Emas SEA Games 2019 Filipina (U-22)
  • Emas SEA Games 2023 Kamboja (U-22)

Total empat medali emas SEA Games level usia muda dalam dua periode berbeda. Ia juga bawa Indonesia lolos ke Piala Dunia U-20 2023 sebagai tuan rumah (meski akhirnya batal karena force majeure), serta Piala Asia U-20 2025. Gaya kepelatihannya yang mengedepankan disiplin, kerja keras, dan rasa memiliki terhadap timnas membuat pemain muda rela mati-matian. Kalimatnya yang terkenal, “Kalau kamu main buat timnas, mainlah seperti membela ibumu,” selalu jadi mantra di ruang ganti.

Gaya Melatih dan Filosofi “Tiga Hati”

Indra dikenal punya tiga prinsip utama: hati, hati, hati. Ia selalu tekankan pemain harus punya hati untuk negara, hati untuk tim, dan hati untuk keluarga. Pendekatan ini bukan cuma slogan; ia sering kunjungi rumah pemain, ngobrol dengan orang tua, bahkan bantu urus beasiswa pendidikan. Hasilnya, loyalitas pemain luar biasa—banyak yang rela turun level klub demi bela timnas di bawahnya. Taktiknya sederhana tapi efektif: 4-3-3 menyerang dengan pressing tinggi, transisi cepat, dan memanfaatkan kecepatan sayap. Ia juga jago regenerasi; nama-nama seperti Rizky Ridho, Pratama Arhan, Marselino Ferdinan, hingga Bagus Kahfi adalah buah dari matanya yang tajam sejak level U-16.

Kesimpulan

Indra Sjafri bukan sekadar pelatih; ia adalah guru, ayah, sekaligus simbol kebangkitan sepak bola usia muda Indonesia. Dengan empat emas SEA Games, satu Piala AFF U-19, satu Piala AFF U-22, dan puluhan pemain yang kini jadi tulang punggung timnas senior, jejaknya sudah terukir abadi. Jelang SEA Games 2025, ia kembali dipercaya bawa Garuda Muda mempertahankan mahkota. Bagi Indra, target bukan sekadar emas, tapi mencetak generasi yang punya karakter kuat dan cinta tanah air. Di usia 62 tahun, ia masih haus prestasi—dan Indonesia masih butuh sosok seperti dia untuk terus bermimpi besar di panggung Asia.

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *